KONSEP DASAR BIAYA

A. Pembebanan Biaya : Penelusuran Langsung ( Direct Tracing), Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
1. Biaya
Pembebanan biaya atas produk , jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan dasar sistem informasi akuntansi manajemen. Dan biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di masa kini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.
Dalam usaha menghasilkan manfaat di masa kini atau di masa yang akan datang, para manajer harus melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam mencapai manfaat ini. Manajer juga harus memahami apa yang dimaksud dengan biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatam  adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lain.
2. Objek Biaya (Cost Object)
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa produk, pelanggan, Departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya yang diukur biayanya dan dibebankan. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas adalah orang-orang dan/atau peralatan yang melakukan kerja dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Aktivitas juga memiliki peran utama dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.
3. Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk sehingga dapat menciptakan pemborosan. Hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara wajar akurat.
a. Ketertelusuran (Traceability)
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya secara langsung dan tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya.
Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Ketertelusuran adalah unsur uatam dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.

b. Metode Penelusuran
Ketertelusuran memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat, sedangkan penelusuran adalah pembebanan actual biaya ke objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari kedua cara berikut ini :
Ø Penelusuran langsung, adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan dengan pengamatan secara fisik.
Ø Penelusuran penggerak, adalah penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke objek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Prinsip penelusuran ini dapat dihubungkan langsung dengan proses perhitungan biaya dalam lingkungan bisnis yang sesungguhnya.
Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingakan penelusuran langsung. Akan tetapi , jika hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Penelusuran penggerak dapat menghasilkan pembebanan biaya yang kurang akurat, daripada penelusuran langsung. Perhatian yang lebih penting adalah situasi dengan kondisi objek biaya bukan merupakan pemakai satu-satunya dari sumber daya dan tidak ada hubungan sebab akibat yang dapat ditetapkam (atau adanya kendala biaya jika menggunakan hubungan sebab akibat).    
c. Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek-objek biaya baik dengan mengguanakan penelusuran langsung atau penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi.
Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah dengan membebankannya secara proporsional ke jam kerja langsung yang digunakan setiap produk . pembebanan tidak langsung ke objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan. Oleh karena itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya membebaka biaya (yang ditelusuri) langsung ke objek biaya.akan tetapi, alokasi biaya tidak dapat langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain disamping keakuratan. Walaupun demikian kebanyakan manfaat manajerial lebih baik dalam hal keakuratan. Jadi, paling tidak penelusuran dan alokasi pembebanan biaya sebaiknya dilaporkan secara terpisah.

d. Ikhtisar Pembebanan Biaya
Apabila dibandingakan dari ketiga metode tersebut, penelusuran langsung merupakan metode yang paling akurat yang bergantung pada hubungan sebab akibat yang dapat diamati secara fisik. Penelusuran penggerak dalam hal keakuratan pembebanan biaya mengikuti penelusuran langsung. Penelusuran penggerak bergantung pada faktor sebab akibat, yaitu pengerak. Keunggualan alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Namun, alokasi adalah metode yang tingkat keakuratannya paling rendah dan penggunaannya sebisa mungkin dihindari.



B. BIAYA PRODUK dan JASA
Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu dari objek biaya terpenting. Ada dua jenis keluaran, yaitu :
1. Produk berwujud (barang), adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, tanah, dan mesin.
Contoh : televise, mobil, komputer, pakaian, dan lain-lain.

2. Jasa, adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Atau, aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
Contoh : perlindungan asuransi, perawatan kesehatan, jasa pemakaman, dan lain-lain.

Perbedaan jasa dengan produk berwujud (barang) dapat dilihat dalam empat dimensi penting, antara lain :
1. Ketidakberwujudan (intangibility), berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli.
2. Tidak tahan lama (perishability), bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan tetapi harus dikonsumsi pada saat diselenggarakan.
3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability), memiliki arti yaitu produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan kontak langsung pada saat pertukaran barang.
4. Heterogenitas (heterogeneity), berarti bahwa terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produksi produk.
Beberapa faktor penyebab heterogenitas, yaitu :
a. Penyelenggara jasa dapat dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan
b. Bauran individu lain yang bekerja dengan mereka
c. Pendidikan dan pengalaman bekerja
d. Faktor-faktor pribadi, seperti kehidupan rumah tangga.

Dalam memproduksi barang maupun jasa, besarnya biaya dalam setiap produk sangat penting untuk diketahui secara akurat. Karena, hal itu akan digunakan untuk analisis tingkat laba, dan untuk keputusan strategis yang berkaitan dengan perencanaan produk, penetapan harga, serta bauran produk.

Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda

Yang dimaksud biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial. Jadi, biaya produk tergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh manajerial. Hal ini mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat fundamental, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda.
Sebagai contoh, misalnya tujuan manajerial adalah jangka pendek atau analisis tingkat laba taktis. Maka, biaya perancangan dan pengembangan mungkin tidak relevan. Keputusan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang ada akan tergantung pada harga yang ditawarkan oleh pelanggan, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya distribusi, dan pelayanan pesanan khusus. Jadi hanya aktivitas yang beroperasi dalam rantai nilailah yang penting. Dan pembebanan biaya aktivitas ke dalam produk merupakan biaya produk.
Rantai nilai perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk.

Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal

Salah satu tujuan utama dari manajemen biaya adalah perhitungan biaya produjk untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan tersebut, biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus yang hendak dicapai. Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, yaitu :
1. Produksi (manufaktur), adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat dikelompokkan lebih lanjut sebagai berikut :
a. Bahan Langsung.
Adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi dan dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
Contoh : besi pada mobil, kayu pada meuble, kain pada jeans, dan lain-lain.

b. Tenaga Kerja Langsung.
Adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Contoh : pekerja pada lini perakitan, kepala koki restoran, dan lain-lain.

c. Overhead (beban pabrik).
Adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Contoh : penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, tenaga listrik, dan lain-lain.

Gabungan dari macam-macam biaya produksi yang berbeda menghasilkan konsep biaya utama (biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung) dan biaya konversi (biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead)

2. Biaya Nonproduksi (nonmanufaktur), adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum.
Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, yaitu :
a. Biaya Penjualan : biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan.
b. Biaya Administrasi : biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum.
Kedua biaya tersebut disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi (biaya periode) dan dibebankan dalam periode waktu mereka terjadi.

C. LAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL
biaya-biaya dalam pelaoparan keuangan eksternala harus diklasifikasikan hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam menyusun laporan laba rugi biaya produksi dan dan biaya penjualan serta administrasi dipisahkan karena biaya produksi dipandang sebagai biaya produk, dan biaya penjualan serta administrasi dipandang sebagai biaya periode.
1. laporan Laba Rugi pada Perusahaan Manufaktur
Dalam laporan laba rugi pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full-costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Dalam perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Beban dapat dikategorikan menjadi dua yaitu harga pokok penjualan dan beban operasi. Unyuk menghitung biaya penjualan hala pertama yang ditentukan adalah harga  pokok produksi, biaya penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang melekat pada unit yang terjual.
Harga pokok produksi mencerninkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang dibebankan kebrang yang diselesaikan selama periode berjalan adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Laporan harga pokok produksi disebut juga dengan rincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung. Dalam harga pokok produksi produk tunggal, biaya rata-rata per unit dihitung dengan membagi harga pokok produksi dengan unit yang diproduksi.
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri dari unit yang diselesaikan sebagaian yang telah ada pad awal periode. Barang dalam proses akhir terdiri dari unit yang ada pada akhir periode. dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian dilaporkan sebagai biaya, atau harga pokok barang dalam proses awal dan biaya barang dalam proses akhir. Biaya dalam proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat dari periode sebelumnya, sedangkan biaya dalam proses mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicatat pada periode selanjutnya.
2. Laporan Laba Rugi pada Perusahaan Jasa
Pada perusahaan jasa pehitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari penjualan dalam perusahaan manufaktur. Dalam laporan laba rugi perusahaan jasa, perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi karena perusahaan jasa tidak mungkin perusahaan jasa menyimpan jasa. Biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi.



D. JENIS-JENIS SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
 Sistem akuntansi manajemen diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu; system berdasarkan fungsi dan system berdasarkan aktivitas. System akuntansi manajemen berdasarkan fungsi (functional based management~FBM) telah ada sejak tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan dalam bidang manufaktur maupun jasa, sedangkan system akuntansi berdasarkan aktivitas( activity based management~ABM) merupakan system yang lebih baru yang dikembangkan dalam dua decade terakhir.
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas digunakan oleh organisasi-organisasi yang memliki beragam produk dan pelanggan, berhadapan dengan kompleksitas produk dan siklus waktu produk yang lebih pendek, permintaan kenaikan mutu, dan tekanan persaingan yang ketat, contohnya dalam industri medis, industri keuangan, industri transportasi dan semua jenis industri manufaktur.
1. System akuntansi FBM &ABM
Elemen pusat atau jantung dari mode FBM adalah fungsi, sedangkan elemen pusat model ABM adalah aktivitas. Beberapa fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional seperti departemen-departemen dan pabrik-pabrik. Misalnya, control kualitas, perakitan merupakan fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen tertentu. Aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. Sebagai contoh, pembelian barang, penerimaan barang, pembayaran barang yang diterima merupakan aktivitas mayoritas yang menggambarkan proses pembelian persediaan. Berikut perbedaan kedua model akuntansi manajemen tersebut;



Functional Based Management (FBM) Activity Based Management (ABM)  
Tinjauan Biaya * Biaya-biaya sumberdaya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke produk.
* Biaya dibebankan berdasarkan unit produksi (functional based costing~ FBC) * Pembiayaan ditentukan berdasarkan aktivitas kemudian ke produk

* Biaya dibebankan melebihi alokasi dalam kenyataannya (didasarkan pada unit dan non unit)  
Tinjauan Efisiensi Operasional * Kinerja diukur dengan membandingkan hasil actual dengan standar atau hasil yang direncanakan.
* Kinerja maksimal organisasi keseluruhan dapat tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasional individu. * Focus pada akuntabilitas dari aktivitas dibandingkan biaya,

* menekankan maksimalisasi kinerja system secara meluas daripada kerja individu

2. Kelemahan dan kelebihan sistem akuntansi manajemen
Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas memiliki keunggulan antara lain keakuartan dalam pembiayaan produk, memliki andil besar dalam pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas. Namun, system akuntansi manajemen berdasar aktivitas memiliki kelemahan, yaitu lebih kompleks dan  memerlukan pengeluaran yang lebih banyak. Berikut merupakan perbandingan antara system akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas dan sitem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi;






Berdasar fungsional Berdasar aktivitas  
1.Penggerk berdasar unit 1.Penggerak berdasar unit da nonunit  
2.Intensifikasi alokasi 2.Intensif dalam pengukuran  
3.Pembiayaan produk sempit dan kaku 3.Pembiayaan produk luas dan fleksibel  
4.Fokus pada pengelolaan biaya 4.Fokus pada pengelolaan aktivitas  
5.Informasi aktivitas sedikit 5.Informasi aktivitas terinci  
6.Maksimalisasi dari kerja unit individual 6.Maksimalisasi kinerja system melias  
7.Penggunaan ukuran kinerja finansial 7.Penggunaan baik ukuran kinerja financial maupun non finansial







dasar perilaku biaaya


A. DASAR-DASAR PERILAKU BIAYA
Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Dalam pembuatan laporan eksternal yang meliputi laporan laba rugi dan neraca, biaya-biaya yang disajikan diatur berdasarkan fungsi yaitu dimasukan dalam satu dari tiga kategori  berikut : produksi , biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Namun pengaturan fungsi ini tidak cocok apabila digunakan untuk  membantu penganggaran, pengendalian dan pengambilan keputusan, loeh kareana itu kita perlu memahami pengaturan perilaku biaya.
Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan total perubahan volume biaya. Berdasarkan perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1.      Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruha tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Biaya tetap merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan operasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Bessar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan dalam jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. Biaya tetap dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Commited fixed cost. Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan orgainisasi pokok. Contoh commited fixed costs adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
b.      Discretionary fixed costs. Discretionary fixed costs merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengena jumlah maksimum biaya yang dijinkan untuk dikeluarkan. Contoh biaya ini adalah biaya riset, biaya program latihan karyawan dan biaya konsultan.
2.      Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, akan naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun. Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Engineered variable costs. Engineered costs adalah biaya yang memiliki hubungan tertentu dengan ukuran kegiatan dan merupakan biaya yang antara masukan dan keluaranya memiliki hubungan yang nyata. Contohnya adalah biaya bahan baku.
b.      Discretionary variable costs.discretionary variable costs  merupakan biaya yang masukan dan keluaranya memiliki hubungan erat namun tidak nyata.
3.      Biaya Campuran / Semivariabel
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan unsur variabel didalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya campuran yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
B.  MENGKLASIFIKASIKAN BIAYA SESUAI DENGAN PERILAKU
Dalam menilai perilaku biaya, ppertama-tama, batasan waktu harus dipertimbangkan, kemudian sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktifitas harus diidentifikasi, serta masukan dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan keluaran pada biaya aktifitas harus ditentukan.
1.      Batasan Waktu
Penentuan suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variabel bergantung pada batasan waktu. Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Dalam jangka pendek paling tidak satu biaya adalah tetap.
2.      Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugaas yang harus dilaksanakan. Sumber daya atau masukan dapat meliputi bahan baku, bahan bakar, tenga kerja, dan modal. Masukan-masukan ini digabungkan untuk memproduksi suatu keluaran. Untuk mengukur keluaran adalah dengan melihat frekuensi dilakukanya suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan.
3.      Penggerak Tingkat Nonunit
Penggerak tingkat nonunit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain (selain unit) berubah. Sebagai contoh, penyetelan adalah tingkat aktivitas nonunit.

C. AKTIVITAS, PENGGUNAAN SUMBER DAYA, DAN PERILAKU BUDAYA
Biaya-biaya jangka pendek seringkali tidak cukup memadai untuk menggambarkan seluruh biaya yang dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung suatu produk. Pandangan ini berhubungan dengan aktivitas dan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya.
Kapasitas adalah kemampuan aktual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Jadi, sewaktu membicarakan tentang kapasitas suatu aktivitas, sebenarnya sedang digambarkan jumlah aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan. Berapa banyak kapasitas yang diperlukan tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Biasanya, dapat diasumsikan bahwa kapasitas yang diperlukan berhubungan dengan tingkat dimana aktiviaas dikerjakan secara efisien. Tingkat efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis. Kadang terdapat kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui  bagaimana hal itu terjadi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi perilaku biaya, penting untuk mengetahui sumber daya yang fleksibel dan terikat.
1. Sumber Daya Fleksibel
Sumber daya fleksibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan, sumber daya ini diperoleh dari pihak luar, dimana istilah perolehan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah sumber daya tertentu. Organisasi bebas untuk membeli hanya sebatas jumlah yang dibutuhakan. Akibatnya, jumlah sumber daya yang dipasok sama dengan jumlah yang dibutuhkan. Contohnya bahan baku dan energi. Oleh karena itu, biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel karena biaya sumber daya yang dipasok ketika diperlukan sama dengan biaya sumber daya yang digunakan, total biaya sumber daya naik ketika permintaan untuk sumber daya tersebut naik.
2. Sumber Daya Terikat
Sumber daya terikat adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan, mereka didapat dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh sejumlah tertentu sumber daya, tanpa memandang apakah jumlah sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak. Contohnya gedung pabrik
Contoh yang lainya yaitu organisasi yang memperoleh sumber daya  di depan melalui kontrak implisit, biasanya kontrak ini dibuat dengan karyawan tetap dan karyawan paruh waktu. Pengertian implisitnya adalah bahwa organisasi akan mempertahankan jumlah karyawan meskipun terdapat penurunan kuantitas aktitvitas yang digunakan sementara. Oleh karena itu dalam jangka pendek, jumlah beban sumber daya ini tidak berubah meskipun kuantitas yang digunakan bervariasi, dan biaya sumber daya katagori ini dapat diperlakukan sebagai beban tetap. Sumber daya terikat untuk jangka pendek ini dapat disebut sebagai biaya tetap diskresi. Biaya ini adalah biaya yang terjadi karena adanya perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek.
3. Perilaku Biaya Bertahap (Step-cost)
Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi di mana biaya tersebut tidak berubah untuk rentan output yang sama.
Hal-hal yang menunjukan perilaku biaya bertahap, harus dibeli dalam jumlah tertentu. Lebar dari tiap tahap menetapkan rentang output yang mengaharuskan diperolehnya sumber daya dalam jumlah tertentu. Jika lebar tahap sempit, biaya sumber daya akan berubah ketika terjadi perubahan kecil dalam penggunaan sumber daya. Contohnya dari biaya tahap-tahap yang sempit adalah kertas foto kopi. Kertas tersebut tidak dibeli lembar per lembar. Kertas tersebut dibeli dalam kotak berisi 10 rim (5000 lembar). Perusahaan umumnya akan menggunakan banyak kotak dalam setahun, hingga tahapnya sempit. Jika lembar tahap sempit, kita dapat mengasumsikan biaya ini sebagai biaya variabel
Jenis lain dari biaya bertahap memiliki tahapan-tahapan yang lebar. Pada kenyataanya, banyak biaya yang disebut biaya tetap mungkin lebih baik dideskripsikan dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap dengan tahapan-tahapan yang lebar dikatagorikan sebagai biaya tetap. Sebagian biaya ini  adalah tetap dalam rentang operasi normal perusahaan. Contohnya suatu perusahaan mempekerjakan tiga teknisi yang bertanggung jawab untuk merancang ulang produk yang ada untuk memnuhi perubahan kebutuhan konsumen. Tiap teknisi dibayar $50.000 per tahun dan mampu memproses 2.500 pesanan perubahan teknis pertahun. Jadi perusahaan dapat memasok 7.500 (3 x 2.500) pesanaan perubahan per tahun dengan total biaya $150.000 (3 x $50.000). jika rentang pesanan perubahan adalah 5.000 hingga 7.500, maka perusahaan akan menghabiskan $150.000 sumber daya teknis. Perusahaan akan meningkatkan pengeluaran untuk para tenkisi hanya jika perusahaan ingin meningkatkan kapasitas tekniknya diatas 7.500 pesanan perubahan. Jika kemungkinan pesanan hanya 6.000 pesanan yang sebenarnya diproses per tahun maka akan terdapat kelebihan kapasitas untuk pelayanan ini. Hal ini hanya akan muncul untuk aktiviatas-aktivitas  yang membutuhkan sumber-sumber daya yang terikat dengan biaya yang menunjukan perilaku biaya tetap.
System penghitungan biaya berdasarkan fungsi hanya menyediakan informasi tentang biaya sumber daya yang dibeli. Di lain pihak, system manajeman berdasarkan akticitas memberikan informasi tentang berapa banyak aktivitas yang digunakan dan biaya penggunaannya. Hubungan antara total sumber daya yang tersedia dan sumber daya yang digunakan dinyatakan oleh persamanan
Sumber daya yang tersedia = sumber daya yang digunakan + kapasitas yang tidak digunakan (3.1)
Persamaan ini dapat diungkapkan dengan menggunakan jumlah fisik maupun financial. Rumus ini penting karena memberikan informasi pentingk kepada para manejer tetang kemampuan mereka untuk menambah atau mengurangi produksi.
4. Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
Model berdasarkan aktivitas yang diuraikan diatas dapat memperbaiki pengendalian  manajerial dan pengambilan keputusan. System pengembalian opersional mendorong para manajer untuk lebih memperhatikan pengendalian atas menggunaan dan pengeluaran sumber daya. Sebagai contoh system pengendalian operasional yang dirancang dengan baik akan memungkinkan para manajer untuk menilai perubahan perminataan sumber daya yang terjadi dari keputusan tentang bauran produk baru. Menambah produk baru yang diselaraskan dengan keinginan pelanggan dapat meningkatkan kebutuhan atas berbagai aktiviata overhead. Jika tidak terdapat cukup kapasitas aktiviatas, maka pengeluaran sumber daya harus naik.

D. METODE UNTUK MEMISAHKAN BIAYA CAMPURAN KE DALAM KOMPONEN – KOMPONEN TETAP DAN VARIABEL
Seringkali informasi yang tersedia hanyalah total biaya aktivitas dan jumlah penggunaan aktiviatas. Sebagai contoh, system akuntansi biasanya akan mencatat biaya total aktivitas pemeliaharaan yang diberikan selama periode tersebut. Berapa banyak dari biaya total pemeliharaan yang merupakan biaya tetap dan beban variable tidak diungkapkan oleh catatan akuntansi. Biaya total sering dicatat tanpa usaha untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variable.
Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variable, yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan biaya linier. Oleh sebab itu, sebelum metode-metode tersbut dibahas lebih mendalam, konsep linearitas perlu ditinjau kembali.
1. Asumsi Linearitas
Definisi biaya variable mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas yang terkait. Sebagai contoh, star company memproduksi computer pribadi. Setiap computer menggunakan satu floppy disk drive yang memerlukan biaya $40. Total biaya variabel disk drives dapat dinyatakan
Total biya variabel = $40 x unit yang diproduksi
Jika 100 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $4.000 ($40 x 100). Jika 200 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $8.000 ($40 x 200). Dengan kata lain, biaya akan meningkat secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
Ahli ekonomi biasanya mengatakan bahwa biaya variabel meningkat dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu, dan mulai titik itu biaya tersebut naik dengan laju yang meningkat. Contohnya pemasok listrik yang pada awalnya memiliki kapasitas besar mungkin menetapkan harga per kilowatt jam yang menurun untuk mendorong pemakaian listrik lebih banyak; akan tetapi, pada saat kapasitas pabrik listrik habis terpakai, tambahan permintaan akan mengakibatkan kenaikan harga. Hal ini karena listrik sekarang menjadi sumber daya langka harus dibagi kepada para pengguna listrik.
Bagaimana jika kurva non linear menggambarkan realitas secaar lebih akurat.? Apa yang kita lakukan selanjutnya ? salah satu kemungkinan adalah menetukan fungsi biaya aktual,. Akan tetapi, setiap aktivitas mungkin memilik fungsi biaya yang berbeda. Pendekatan ini akan menghabiskan banyak waktu dan mahal ( jika memang dapat dikerjakan). Mengasumsikannya sebagai hubungan linear sangatlah lebih mudah.
Jika asumsi hubungan linear digunakan, maka masalah utamanya adalah seberapa baik asumsi memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Ingatlah bahwa rentang yang relevan adalah rentang keluaran dimana hubungan biaya yang diasumsikan adalah valid. Dalam hal ini, validitas mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linear memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Perhatikan bahwa untuk unit penggerak aktivitas yang melebihi X1, fungsi biaya linear tidak dapat menggambarkan fungsi dasar ynag mendasarinya. Berikut persaman untuk garis lurus
Jumlah biaya = biaya tetap+ (n biaya variabel per unit x keluaran). Persamaan tersebut adalah rumus biaya.
Jumlah biaya adalah variabel terikat ( dependent variable) yang merupakan biaya yang akan diperkirakan.Dalam persamaan tersebut, jumlah biaya hanya bergantung pada satu variabel, yaitu keluaran. Keluaran adalah ukuran aktivitas ; keluaran adalah variabel bebas (independent variable). Biaya tetap adalah parameter perpotongan ( intersept parameter) dan bagian biaya tetap dari jumlah biaya. Akhirnya, biaya variabel per unit adalah biaya tiap unit aktivitas.

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai dari variabel lain. Sedangkan variabel bebas adalah yang mengukur keluaran dan menjelaskan perubahan dalam biaya. Variabel bebas aalah penggerak aktivitas. Pilihan suatu variabel bebas berhubungan dengan kemungkinan nilai ekonominya. Oleh karena itu, manajer akan berusaha menemukan variabel bebas yang menyebabkan atau berhubungan dengan variabel terikat secara dekat. Parameter perpotongan berhubungan dengan biaya tetap.secara grafis parameter perpotongan adalah titik dimana garis biaya campuran memotong atau memotong sumbu biaya (vertical). Parameter kemiringan berhubungan dengan biaya varibel per unit aktivitas. secara grafis, parameter kemiringan menunjukkan kemiringan garis biaya campuran.
Karena catatan akuntansi, hanya mengungkapkan jumlah keluaran aktivtas dan jumlah biaya, nilai-nilai tersebut harus digunkan untuk memperkirakan parameter perpotongan dan kemiringan (julah biaya dan biaya variabel). Dengan memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel per unit, komponen tetap variabel dapat diperkirakan. Perilaku biaya campuranpun dapat diprediksi ketika penggunaan aktivitas berubah.

Tiga metode akan dideskripsikan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel per unit. Metode-metode tersebut adalah metode tinggi-rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil

1. Metode Tinggi-rendah
            Dari geometri dasar diketahui bahwa dua titik diperlukan untuk membuat suatu garis. Setelah kita mengetahui dua titik dalam suatu garis, maka kita dapat menentukan persamaanya. Dengan dua tiitik, perpotongan (biaya tetap) dan kemiringan (biaya variabel) dpat ditentukan. metode tinggi - rendah( high-low methods) adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik ( titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi dapat didefinisikan sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah. Perhatikan bahwa titik tinggi dan rendah ditentukan oleh jumlah tinggi dan rendah dari variabel bebas.
    Persamaan untuk menetukan per unit dan biaya  tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = perubahan biaya/perubahan keluaran.
Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi - (biaya variabel per unit x keluaran tinggi)
Perhatikan bahwa komponen biaya tetap dihitung dengan menggunakan jumlah dari titik tinggi atau titik rendah.
Metode tinggi rendah memiliki keunggulan objektivitas.Dua orang yang menggunakan metode tinggi rendah pada suatu data tertentu akan mengahasilkan data yang sama. Selain itu, metode tinggi rendah memungkinkan manajer untuk mendapatkan ketetapan yang cepat mengenai hubungan biaya dengan hanya menggunakan dua titik. sebagai contoh, seorang manajer hanya  memilik data selama dua tahun . data tersebut terkadang cukup untuk memperoleh perkiraan kasar mengeenai hubungan biaya.
Metode tinggi rendah biasanya tidak seakurat metode-metode lainnya. Mengapa? pertama, titik tinggi dan rendah mungkin merupakan outlier ( berada di luar jalur). Outlier menunjukkan  biaya aktivitas yang tidak umum terjadi. dengan demikian, rumus biaya yang dihitung dengan menggunakan dua titik ini tidak akan mencerminkan apa yang biasanya terjadi. Metode lain seperti Metode scatterplot mungkin lebih menolong manajer menghindari jebakan ini daripada hanya memilih dua titik yang tampaknya mewakili pola biaya aktivitas umum.

Kedua, meskipun titik titik tesebut bukan merupakan outlier pasangan titik lainnya mungkin lebih dapat mewakili titik. Sekali lagi, metode scatterplot memungkinkan pilihan titik yang lebih mewakili secara keseluruhan.

2. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaaan suatu garis dengan menggambarkan data dalam suatu grafik. Salah satu tujuan grafik scatter adalah melihat apakah asumsi hubungan linear wajar atau tidak. Selain itu beberapa titik yang tampaknya tidak cocok dalam pola umum perilaku biaya mungkin terungkap dengan mengamati grafik scatter. Berdasarkan pemeriksaan ini,titk-titik outlier yang terjadi sebagai akibat dari kejadian yang tidak biasa ini mungkin  terungkap. Pengetahuan ini dapat memberikan justifikasi untuk mengeliminasi dan mungkin menuntun kepada perkiraan yang lebih baik mengenai fungsi biaya yang mendasarinya.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang hubungan antara biaya dan penggunaaan aktivitas. Bahkan grafik scatter memungkinkan seseorang menyesuaikan suatu garis secara visual dengan titik -titik frafik scatter. Dalam melakukan hal ini garis yang dipilih seharusnya garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Dalam memutuskan pilihan tersebut seorang manajer atau analisis biaya bebas menggunakan pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan perilaku biaya. Pengalaman dapat memberikan intuisi yang baik. Grafik scatter menjadi alat yang berguna untuk mengkuantifikasi intuisi ini. Penempatan garis pada titik-titik dengan cara ini menggambarkan bagaimana metode scatterplot bekerja. Ingatlah bahwa garafik scatter dan alat bantu statistik lainnya adalah alat untuk membantu para manajer memperbaiki penilaian subjebtif mereka. Penggunaan alat-alat tersebut tidak membatasi manajer dari penggunaan pertimbangan subjektif untuk mengubah setiap perkiraan yang dihasilkan oleh metode formal.
Keunggulan yang signifikan  dari metode scatterplot adalah memungkinkan kita melihat data secara visual. Metode ini juga memiliki kelemahan diantaranya tidak ada kriteria objektif untuk memilih grafik terbaik. Kualitas rumus biaya bergantung pada kualitas penilaian subjektif dari analisis.

3. Metode kuadrat terkecil
Hingga saat ini kita telah menyinggung konsep tentang suatu garis yang paling sesuai yang ditunjukkan oleh grafik scatter. Apakah yang dimaksud dengan garis yang paling sesuai?? Secara intuitif , garis yang paling sesuai adalah garis dimana titik-titik data lebih dekat kepada garis. Tetapi apa yang dimaksud dengan lebih dekat? Kedekakatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yamg diprediksi oleh garis. Jarak vertikal mengukur kedekatan suatu titik ke garis, tetapi kita memerlukan ukuran kedekatan dari semua titik garis. Salah satu kemungkinan mengukur deviasi, semua titik ke garis dan menambahkan semua ukuran tersebut untuk mendapatkan ukuran keseluruhan. Akan tetapi ukuran tersebut bisa menyesatkan. Sebagai contoh, penjumlahan deviasi positif yang kecil dapat menghasilkan ukuran keseluruhan yang lebih besar dibandingkan penjumlahan deviasi positif yang besar dan deviasi negatif yang besar karena pengaruh yang membatalkan dari angka-angka positif dan negatif. Untuk mengatasi masalah ini , metode kuadrat terkkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif.
Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis maka semakin kecil ukurannya semakin  baik garisnya. Pada dasarnya pembandingan ukuran kedekatan dapat menghasilkan suatu pemeringkatan semua garis dari yang terbaik sampai yang terburuk. Garis yang lebih mendekati  titik dibanding garis lainnya  disebut garis kesesuaian terbaik yaitu garis dengan jumlah kuadrat terkecil Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling sesuai.


5. Penggunaan Program Regresi
Perhitungan rumus regresi secara manual cukup membosankan, bahkan hanya dengan lima titik data. Ketika jumlah titik data meningkat, perhitungan manual menjadi tidak praktis. (Instruksi untuk perhitungan manual regresi sederhana tersedia di web site, pada peliputan alternatif. Saat regresi ganda digunakan, manual tampaknya tidak mungkin). Untungnya, program tabel perhitungan seperti lotus 1-2-3®, Quattro Pro®, dan Microsoft Axcel® memiliki regresi yang akan melakukan perhitungan. Yang perlu anda lakukan hanyalah memasukan lebih dari sekedar perkiraan koefisian. Program juga menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk melihat seberapa besarkah persamaan biaya dapat dipercaya- suatu fungsi yang tidak tersedia pada metode scatterplot dan tinggi rendah.
Tampilan 3- 14

A
B
C
D
E
1
Bulan
Biaya penyetelan
Waktu penyetelan


2
Januari
1.000
100


3
Februari
1.250
200


4
Maret
2.250
300


5
April
2.500
400


6
Mei
3.750
500


7






            Langkah pertama dalam penggunaan komputer untuk menghitung koefisien regresi adalah memasukan data. Tampilan 3- 14 menunjukkan layar komputer yang akan  Anda lihat ketika Anda memasukan data penyetelan Larson Company. Suatu ide bagus untuk menamakan variabel- variabel pada saat memasukan data. Nama- nama bulan ditulis, seperti seperti halnya kolom B untuk biaya penyetelan dan kolom C untuk jumlah waktu penyetelan. Langkah berikutnya adalah menjalankan regresi. Dalam Excel (versi 7) dan Quattro Pro (versi 8), fungsi regresi terdapat dalam menu “tools” ditarik turun, akan terlihat menu lainnya. Dalam Quattro Pro, pilih “numeric tools” dan kemudian “regression.” Dalam Excel, pilih “add in” dan kemudian tambahkan “data analysis tools.” Sewaktu alat analisis data ditambahkan, “data analysis” akan muncul di bawah menu “tools”; klik di “data analysis,” dan kemudian klik di “regresion.”
            Ketika layar “regresion” muncul, Anda dapat memberitahu program letak variabel terikat dan bebas. Hal tersebut dapat dengan mudah dilakukan. Tempatkan kursor di awal kotak variabel bebas dan kemudian (sekali lagi dengan menggunakan kursor) blok nilai- nilai yang terdapat di kolom variabel bebas, dalam hal ini, sel- sel C2 hingga C6. Kemudian, pindahkan kursor di awal kotak variabel terikat dan blok nilai- nilai dalam sel B2 hingga B6. Terakhir, anda perlu memberi perintah pada komputer dimana meletakkan output. Blok kotak dengan ukuran yang tepat, misalkan A9  hingga F16, dan klik “OK.” Dalam waktu sekejap, output regresi selesai. Keluaran regresi ditunjukan dalam tampilan 3- 15.
            Sekarang, mari kita melihat pada output dalam tampilan 3- 15. Pertama, mari tetapkan koefisien biaya tetap dan biaya variabel yang ditandai dalam tampilan. Biaya tetap adalah konstan, dalam hal ini, 125. Biaya variabel adalah koefisien X, yaitu 6,75. Sekaraang, kita dapat membuat rumus biaya untuk biaya penyetelan.
                        Biaya penyetelan = $125 + ($6,75 x waktu penyetelan)
Kita dapat menggunakan rumus ini untuk memprediksi biaya penyetelan bulan- bulan yang akan datang seperti yang kita lakukan dengan rumus metode tinggi rendah dan scatterplot.
            Karena rumus biaya regresi adalah garis yang paling sesuai, rumus ini seharusnya menghasilkan prediksi biaya penyetelan yang lebih baik. Untuk 350 jam penyetelan, biaya penyetelan yang diperkirakan oleh garis kuadrat terkecil adalah $2.487, 50 ($125 + ($6,75 x 350)), dengan komponen tetap $125 ditambah komponen variabel $2.362, 50. Dengan menggunakan prediksi ini sebagai standar, garis scatterplot paling dekat  dengan garis kuadrat terkecil.

E. KEANDALAN RUMUS BIAYA
Sementara output komputer pada Tampilan 3- 15 dapat memberikan informasi mengenai koefisien biaya tetap dan variabel, kegunaan utamanya terletak pada kemampuannya untuk memberikan informasi mengenai seberapa jauh rumus biaya yang diestimasi dapat diandalkan. Fitur ini tidak disediakan baik oleh metode scatterplot maupun metode tinggi rendah. Kita akan menggunakan output pada tampilan 3- 15 sabagai dasar untuk membahas penilaian stasistik tentang keandalan rumus biaya: goodness of fit. Meskipun output menyediakan informasi berguna lainnya untuk menilai keandalan statistik, kita hanya akan melihat goodness of fit. Ukuran ini penting karena metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling sesuai, tetapi tidak mengungkapkan seberapa sesuainya. Garis kesesuaian terbaik mungkin bukan merupakan garis yang terbaik. Garis yang paling sesuai mungkin tidak dapat memprediksi biaya dengan baik.
Tampilan 3- 15

A
B
C
D
1

Keluaran regresi


2
Konstan


125
3
Kesalahan estimasi standar Y


299, 304749934
4
Jumlah observasi


0, 944300518134
5
Derajat kebebasan


5
6



3
7
Koefisien X

6,75

8
Kesalahan standar koefisien

0,9464847243



R²- Koefisien Determinasi
Awalnya diasumsikan bahwa suatu pemicu aktivitas menjelaskan perubahan (variabilitas) biaya aktivitas. Contoh Larson Company menunjukkan bahwa jumlah jam penyetelan dapat menjelaskan perubahan biaya penyetelan. Grafik scatter yang disajikan dalam tampilan 3- 11 membuktikannya karena grafik scatter tersebut mengungkapkan bahwa biaya penyetelan dan jumlah jam penyetelan tampak berubah bersama- sama. Jadi, tampaknya masuk akal bahwa jumlah jam penyetelan akan menjelaskan variabilitas dalam biaya penyetelan. Kita dapat menentukan secara statistik  seberapa besar variabilitas dijelaskan dengan melihat pada koefisien determinasi, atau R kuadrat. Koefisien Determinasi, atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi presentasi variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin baik garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, maka nilainya selalu berkisar antara 0 dan 1. Pada tampilan 3- 15, koefisien determinasinya tersebut “R Square (R kuadrat)”. Besar R kuadrat dalam tampilan tersebut adalah 0, 944301 yang berarti bahwa 94 persen variabilitas biaya penyetelan dijelaskan oleh waktu penyetelan. Hasil ini menyatakan pada kita bahwa garis kuadrat terkecil adalah garis yang baik.
            Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan yang buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke 1, semakin baik garisnya. Akan tetapi, apakah 89 persen cukup baik? Bagaimana dengan 73 persen? atau 46 persen? Tergantung. Apabila persamaan biaya anda menghasilkan koefisien determinasi 75 persen, anda tahu bahwa varibel bebas anda menjelaskan tiga perempat variabilitas biaya. Anda juga mengetahui bahwa beberapa faktor lainnya atau kombinasi faktor- faktor lainnya menjelaskan satu perempat sisanya. Dengan bergantung pada toleransi anda terhadap kesalahan, anda mungkin ingin memperbaiki persamaan anda akan mencoba variabel- variabel bebas yang lain (misalnya, jumlah penyetelan daripada waktu penyetelan) atau dengan mencoba regresi berganda (yang dijelaskan pada bagian berikut dalam bab ini).         

Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari koefisien determinasi. Oleh karena akar dapat bernilai negatif, maka nilai koefisisen korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya adalah positif, maka kedua variabelnya (pada contoh ini, biaya dan aktivitas) bergerak ke arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Da lain pihak, apabila koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak ke arah yang dapat diprediksi tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif  sempurna akan menghasilkan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien korelasi yang mendekati nol mengidentifikasi tidak ada korelasi. Karena itu mengetahui satu gerakan suatu variabel tidak memberikan petunjuk pergerakan variabel lainnya

F. REGRESI BERGANDA 
Terkadang, mendapatkan rumus biaya terbaik lebih rumit daripada mengidentifikasikan satu penggerak aktivitas dan meregresikan biaya aktivitas untuk penggerak ini. Hasilnya mungkin bukan suatu rumus biaya yang cukup baik untuk kegunaan manajerial. Dalam contoh Larson Company, 94 persen variabilitas dalam biaya penyetelan dijelaskan oleh perubahan dalam output aktivitas (waktu penyetelan), dan ini adalah hasil yang sempurna. Akan tetapi, dalam kasus lainnya, satu variabel bebas mungkin hanya dapat menjelaskan lebih sedikit variabilitas dalam variabel terikat. Jadi, salah satu kemungkinan solusi adalah mencari variabel penjelasan tambahan.


            Dalam hal terdapat dua atau lebih variabel penjelasan, persamaan linier diperluas untuk mencakup variabel tambahan:
                        Biaya Total = b0 x (b1 x X1) + (b2 x X2) + ...
Di mana:
            b0        = biaya tetap atau potongan
            b1        = biaya variabel per unit untuk biaya variabel bebas pertama
            X1       = variabel bebas pertama
            b2        = biaya varabel per unit untuk variabel bebas kedua
            X2       = vaeriabel bebas kedua
            Sewaktu terdapat dua atau lebih variabel bebas, metode tinggi rendah dan scatterplot tidak dapat digunakan. Untungnya, perluasan metode kuadrat terkecil dapat langsung dilakukan. Jika kuadrat terkecil digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas, metodenya disebut sebagai regresi berganda. Oleh karena perhitungan yang diperlukan unutk regresi berganda sangat kompleks, penggunaan komputer dibutuhkan.
            Sebagai contoh, anggaplah bahwa akuntan suatu pabrik yang memproduksi printer laser phoenix, Arizona, sedang menganalisis biaya utilitas pabrik. Akuntan tahu bahwa listrik digunakan untuk menjalankan mesin dan menduga bahwa jam mesin dapat menjadi penggerak yang baik selain itu, utilitas juga digunakan untuk menjalankan pendingin ruangan, dan biaya utilitas di musim panas meningkat secara signifikan untuk alasan ini. Oleh karena itu, biaya utilitas dijelaskan oleh lebih dari satu variabel dan menghasilkan persamaan biaya yang lebih kompleks.
            Biaya utilitas = biaya tetap + (b1 x jam mesin) + (b2 x musim panas)
            Dalam persamaan ini, jam mesin adalah variabel kontinu yang mempunyai nilai seperti halnya jam penyetelan dalam contoh Larson Company. Variabel “musin panas” adalah variabel contoh yang memiliki nilai nol dan 1, yakni bulan- bulan tertentu adalah musim panas atau bukan musim panas. Di phoenix, terdapat lima bulan yang temperatur yang bertemperatur sangat panas dalam satu bulan, dari mei hingga september. Masa tersebut akan didefinisikan sebagai bulan- bulan musim panas untuk tujuan regresi kita. Tanggal 3- 17 mengilustrasikan 12 bulan data untuk regresi utilitas.
Tampilan 3- 17

A
B
C
D
1
Bulan
Jam mesin
Musin panas
Biaya utilitas
2
Januari
1340
0
$1.740
3
Februari
1298
0
1.636
4
Maret
1376
0
1.788
5
April
1405
0
1.770
6
Mei
1500
1
2.390
7
Juni
1432
1
2.304
8
Juli
1322
1
2.250
9
Agustus
1416
1
2.284
10
September
1370
1
2.260
11
Oktober
1580
0
1.991
12
November
1460
0
1.840
13
Desember
1455
0
1.867

            Mari kita lihat lebih dekat lagi data dalam tampilan 3- 17. Dalam bulan januari, terdapat 1.340 jam mesin, total biaya utilitas adalah $ 1.740, dan januari bukan musim panas- karenanya, variabel “musim panas” mempunyai nilai nol. Dalam bulan mei, terdapat 1.500 jam mesin, mei adalah musim panas (jadi “musim panas” bernilai 1), dan total biaya utilitas adalah $2.390. kesepuluh bulan data lainnya di interpretasikan dalam cara yang sama.
            Ketika regresi berganda mengolah data ini, hasil dalam tampilan 3- 18 di dapatkan. Hasil tersebut memunculkan persamaan berikut ini:
Biaya utilitas = $291,58 + ($1,068 x jam mesin) + ($501,88 x Musim panas)
Tampilan 3- 18

A
B
C
1


291,5792
2
Konstan

27,57531
3
Kesalahan estimasi standar Y

0,991396
4
Jumlah observasi

12
5
Derajat kebebasan

9
6



7
Koefisien X
1,068282
501,88
8
Kesalahan standar koefisien
0,104435868
16,16961742

Persamaan ini dapat digunakan untuk memprediksi biaya utilitas bulan- bulan yang akan datang. Anggaplah bahwa akuntan ingin memprediksi biaya utilitas untuk bulan april yang akan datang dan mengantisipasi 1.350 jam mesin. Anggaran biaya menjadi $1.733, 38 ($291, 58 + ($1,068 x 1.350) + ($501,88 x 0)). Jika biaya utilitas Mei diprediksikan berdasarkan pada 1.350 jam mesin, biaya yang dianggarkan menjadi $2.235, 26 ($291, 58 + ($1,068 x 1.350) + ($501,88 x 1)).
            Perhatikan bahwa R kuadrat adalah 0,99 atau 99 persen. Anda dapat mencoba menjalankan regresi di atas dengan hanya menggunakan jam mesin sebagai variabel bebas. R kuadrat untuk regresi jauh lebih rendah, secara jelas mengindikasikan nilai dari penambahan penggerak kedua.

G. PENILAIAN MANAJERIAL
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku biaya, dan sejauh ini merupakan metode yang paling luas digunakan. Banyak manajer yang menggunakan pengalaman mereka dan observasi terhadap hubungan biaya pada masa lampau untuk menentukan biaya tetap dan variabel. Metode ini memiliki banyak bentuk. Beberapa manajer secara sederhana menentukan biaya aktivitas tertentu ke kategori tetap dan lainnya ke kategori variabel, tidak menghiraukan kemungkinan adanya biaya campuran. Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya untuk memastikan bahwa setiap biaya sebagian besar adalah variabel atau tetap dan keputusan  yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengklasifikasian biaya.
            Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biaya- biaya ini ke dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel- manajer menggunakan pengalamannya untuk menentukan bahwa sejumlah tertentu dari biaya adalah tetap, dan sisanya adalah variabel.
            Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan pertimbangan mereka untuk menyaring hasil estimasi statistik. Barangkali manajer yang berpengalaman dapat meneliti data dan membuang beberapa titik yang tidak biasa terjadi atau mungkin merevisi hasil estimasi untuk memasukkan perubahan yang diproyeksikan ke dalam struktur biaya atau teknologi.
            Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Pada situsai dimana manajer memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang baik. Akan tetapi, apabila manajer tidak memilki pertimbangan yang bsik, kesalahan yang akan terjadi. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting untuk mempertimbangkan pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan yang terkait.