proposal skripsi bab 3

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas 11 di SMK PANCASILA  Kutoarjo tahun ajaran 2010/2011. maka untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini tidak membuat perlakuan-perlakuan apapun tetapi hanya mengungkap fakta-fakta yang ada di sekolah. Penelitian ini bersifat expost-facto.
B.     Tempat dan Waktu Penelitian
      Penelitian dilaksanakan di SMK PANCASILA Kutoarjo. Adapun waktu penelitian dilaksanakan di tahun ajaran 2010/2011 pada bulan April sampai Juni 2011.
C.    Variabel Penelitian
      Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas diberi simbol X dan variabel terikat diberi simbol Y. Dua variabel bebas yaitu Lingkungan Belajar diberi simbol X1, dan Motivasi Belajar diberi simbol X2. Prestasi Belajar Akuntansi berkedudukan sebagai variabel terikat atau variabel tergantung yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel yang merupakan akibat dari variabel yang mendahuluinya dan diberi simbol Y.
D.    Definisi Operasional Variabel
1.      Lingkungan Belajar merupakan Lingkungan Belajar yang ada di tempat tinggal siswa, yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial pada waktu siswa belajar akuntansi. Lingkungan Belajar tersebut meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Adapun lingkungan fisik meliputi ruang belajar, letak ruang, pencahayaan sirkulasi udara, alat belajar, kamar tidur, dan sumber belajar. Sedangkan lingkungan sosial meliputi hubungan dengan orang tua/wali, orang lain, dan suasana rumah. Skor yang diperoleh akan tinggi apabila Lingkungan Belajarnya mendukung dalam kegiatan belajar.
2.      Motivasi Belajar adalah yang mendorong siswa untuk berusaha mencapai prestasi yang tertinggi dalam kegiatan belajarnya. Dalam hal ini Motivasi Belajar adalah skor yang diperoleh siswa terhadap sejumlah pertanyaan tentang keinginan dan usaha siswa untuk mencapai prestasi tinggi dalam belajarnya. Bila skor yang diperoleh siswa tinggi berarti Motivasi Belajarnya tinggi, dan bila Motivasi Belajarnya rendah maka skor yang didapat akan rendah.
3.      Prestasi Belajar Akuntansi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran akuntansi, lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau nilai yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dengan skor, yang mana skor yang tinggi menunjukkan Prestasi Belajar yang diperoleh tinggi.
E.     Populasi Penelitian
      “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian”. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 15). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 11 program diklat akuntansi. Seluruh populasi berjumlah 180 siswa, terbagi dalam 4 kelas.
F.     Metode Pengumpulan Data
      Dalam melakukan penelitian diperlukan pengumpulan informasi-informasi yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Informasi yang relevan dengan penelitian yang diperoleh inilah yang disebut dengan data.
      Menurut Suharsimi Arikunto data merupakan “hasil pencatatan dari penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka (bilangan), data yang berbentuk angka dinamakan data kuantitatif, sedangkan data yang berupa fakta dinamakan data kualitatif”(1998 : 91).
      Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Metode Angket
       “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 140). Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang Sikap Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi dan Motivasi Berprestasi.
2.      Metode Dokumentasi
      “Dokumentasi, dari asalnya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 149). Metode Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data tentang Prestasi Belajar Akuntansi siswa dengan melihat rata-rata nilai sumatif dari mata pelajaran akuntansi keuangan dan akuntansi perbankan yang tercantum dalam buku daftar nilai (ledger).
G.    Instrumen Penelitian
      Menurut Suharsimi Arikunto instrumen penelitian merupakan “alat bantu pada waktu peneliti menggunakan suatu metode pengumpulan data” (1998 : 150).
      Dalam penelitian ini angket yang dipergunakan dalam bentuk tertutup, yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek, dan tertentu yang telah disediakan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda-tanda tertentu pada alternatif jawaban yang dipilihnya. Agar angket yang digunakan dalam penelitian ini dapat mengukur apa yang harus diungkap maka dalam menyusun angket perlu memperhatikan langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : (1) Mendefinisikan variabel dalam penelitian secara operasional, (2) Penyusunan item dan penyuntingan, (3) Penetapan skor dan penggandaan.
      Berdasarkan langkah-langkah yang telah tersusun maka instrumen angket dalam penelitian ini kemudian dikembangkan dan diujicobakan.
1.      Mendefinisikan secara operasional dan membuat kisi-kisi
  1. Lingkungan Belajar
1). Definisi operasional variabel
Lingkungan Belajar merupakan segala sesuatu yang terdapat di tempet tinggal siswa dalam belajar.
2). Tujuan dari instrumen Lingkungan Belajar ini adalah untuk mengungkap data responden mengenai Lingkungan Belajar dimana responden tinggal.
3). Indikator atau aspek variabel Lingkungan Belajar terdiri dari :
Tabel 2 : Indikator Lingkungan Belajar
No.
Indikator
No. Item
1.
Lingkungan fisik, terdiri dari :


- tempat belajar
1, 2, 3, 4, 5

- sumber belajar
6, 7, 8

- meja belajar dan rak buku
9, 10, 11, 12

- alat-alat belajar
13, 14

- penerangan
15, 16, 17
2.
Lingkungan sosial, terdiri dari :


- orang tua / wali
18, 19, 20

- teman / orang lain
21, 22

- suasana
23, 24, 25

  1. Motivasi Belajar
1). Definisi operasional variabel
Motivasi Belajar adalah daya yang mendorong siswa untuk berusaha mencapai prestasi tertinggi dalam kegiatan belajarnya.
2). Tujuan dari instrumen Motivasi Belajari adalah untuk mendapatkan data seberapa besar Motivasi Belajar siswa.
3). Indikator dalam variabel Motivasi Belajar ini adalah :
Tabel 3 : Indikator Motivasi Belajar  
No
Indikator
No. Item
1.
Usaha untuk mencari pemecahan masalah
1, 2, 3, 4
2.
Bersaing secara sehat dalam berprestasi
5, 6, 7
3.
Kemauan untuk berprestasi
8, 9, 10, 11, 12
4.
Jauh dari rasa ragu
13, 14
5.
Ketidaktergantungan
15, 16, 17
6.
Kelengkapan materi
18, 19
7.
Ulet dan tidak pernah menyerah
20, 21, 22, 23, 24

2.      Penyusunan dan penyuntingan item
      Setelah membuat kisi-kisi instrumen dari indikator atau aspek variabel, maka langkah selanjutnya adalah penyusunan item. Setelah item selesai dibuat perlu dilakukan penyuntingan yaitu untuk menyunting penggunaan bahasa dan susunan serta melengkapi dengan kata pengantar, maksud pemberian angket, petunjuk pengisian, dan lembar jawaban, sehingga angket benar-benar bisa digunakan.
3.      Penetapan skor dan penggandaan
      Setelah item tersusun, maka selanjutnya menetapkan skor atau besarnya nilai yang diberikan responden dari tiap-tiap item. Untuk menetapkan skor dari item-item yang telah disusun maka akan digunakan skala likert (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju), namun untuk jawaban ragu-ragu ditiadakan dengan pertimbangan supaya siswa memberikan jawaban yang mantap tidak meragukan.
      Penentuan skor pada pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang positif, alternatif jawaban dari sangat setuju ke sangat tidak setuju berturut-turut skornya adalah 4, 3, 2, 1. Untuk pernyataan atau pertanyaan yang negatif maka skor jawaban dari sangat setuju ke sangat tidak setuju adalah 1, 2, 3, 4.
Setelah pembuatan angket ini selesai atau lengkap maka digandakan sejumlah untuk uji coba.
H.    Teknik Analisis Data
1.      Uji persyaratan analisis
Sebelum tahap pengujian hipotesis ada tiga tahap yang harus dilakukan yaitu :
  1. Uji normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran yang digunakan dalam penelitian ini. Mengetahui apakah datanya berdistribusi normal atau tidak digunakan rumus Chi kuadrat, yaitu :
Keterangan :
X2        : chi kuadrat
fo         : frekuensi observasi
fh         : frekuensi harapan. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 276)

  1. Uji linieritas
Uji linieritas dimaksud untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Untuk uji linieritas digunakan F Test. Dengan rumus :
Keterangan :
F reg                : harga untuk garis regresi
RK reg            : rerata kuadrat
Rk res              : rerata kuadrat residu
(Sutrisno Hadi, 2001 : 14)

Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila harga F hitung lebih kecil dari pada F tabel dengan taraf signifikasi 5 % maka hubungan antara variabel terikat bersifat linier, dan sebaliknya apabila F hitung lebih besar daripada F tabel maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak bersifat linier.
  1. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilaksanakan karena uji ini sebagai syarat digunakannya analisis regresi ganda dalam penelitian ini. Menguji terjadi tidaknya multikolinieritas antar variabel bebas dilakukan dengan menyelidiki besarnya interkolinieritas antar variabel bebas, untuk itu digunakan teknik korelasi product moment Pearson.
Jika terjadi multikolinieritas antar variabel bebas maka untuk persyaratan uji regresi linier berganda tidak dapat dilanjutkan, akan tetapi jika tidak terjadi multikolinieritas maka uji regresi berganda dapat dilanjutkan.
I.       Pengujian Hipotesis
a.       Analisis Bivariat
      Analisis ini dipakai untuk mengukur koefisien korelasi antara dua variabel. Dengan analisis ini dimaksudkan untuk mengungkap korelasi atau hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Analisis ini untuk menguji hipotesis pertama, dan kedua. Koefisien korelasi dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson, sebagai berikut :
Keterangan :
∑X      : jumlah harga dari variabel X
∑Y      : jumlah harga dari variabel Y
∑XY   : jumlah perkalian dari variabel X dan Y
∑X2     : jumlah hasil kuadrat dari harga variabel X
∑Y2     : jumlah hasil kuadrat dari harga variabel Y
(Sutrisno Hadi, 1992 : 294)

      Setelah ditemukan harga rXY kemudian ditabulasikan dengan harga rtabel product moment taraf signifikansi 5%. Kriteria pengambilan keputusan didasarkan atas harga robservasi. Jika harga robservasi sama atau lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 5%, maka Ho ditolak atau sebaliknya jika robservasi lebih kecil daripada rtabel maka Ho diterima.
b.      Analisis Multivariat
      Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ketiga, dengan menggunakan analisis regresi ganda dengan dua prediktor, yaitu antara sikap terhadap mata pelajaran akuntansi, dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kriteriumnya yaitu prestasi belajar akuntansi. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan fungsional seluruh seluruh prediktor dengan kriteriumnya, juga untuk mencari sumbangan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat, baik yang berupa sumbangan relatif maupun sumbangan efektifnya.
      Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
1). Persamaan garis regresi
Keterangan :
Y   : kriterium
X   : prediktor
a    : bilangan koefisien prediktor
k    : bilangan konstan

2). Koefisien korelasi majemuk
Keterangan :
Ry(1,2,3)       : koefisien korelasi antara Y dengan x1, x2 dan x3
a1               : koefisien prediktor x1
a2               : koefisien prediktor x2
a3               : koefisien prediktor x3
∑x1y          : jumlah produk antara x1 dengan Y
∑x2y          : jumlah produk antara x2 dengan Y
∑x3y          : jumlah produk antara x3 dengan Y
∑y2            : jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno Hadi, 2001 : 25)

      Untuk menguji keberartian regresi majemuk Sutrisno Hadi (2000 : 26) memberikan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Freg       :harga F garis regresi
N         :cacah kasus
M         :cacah prediktor
R         :koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor. (Sutrisno Hadi, 2000 : 26)

Untuk mengetahui R(1,2) tersebut signifikan atau tidak maka harus dilakukan analisi regresi yang kemudian kita uji apakah F tersebut signifikan atau tidak.
Rumus F yang paling efisien adalah :
Keterangan :
Freg       : harga F pada garis regresi
N         : cacah kasus
m         : cacah prediktor
R         : koefisien korelasi antar kriterium dengan prediktor– prediktor

Untuk mengetahui besarnya sumbangan setiap variabel prediktor terhadap kriterium digunakan rumus :
a.       Sumbangan relatif (SR%)
Keterangan :
SR%          : sumbangan relatif dari suatu prediktor
a                : koefisien prediktor
∑xy           : jumlah produk antara x dan y
Jkreg            : jumlah kuadrat regresi

b.      Sumbangan efektif (SE%)
Keterangan :
SE%          : sumbangan efektif
A               : koefisien prediktor
∑xy           : jmlah produk antara x dan y
∑y2           : jumlah kuadrat kriterium.
(Sutrisno Hadi, 2000 : 44)













DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, (1998). Psikologi Sosial. Surabaya : PT RMC

Agus Giri Yulianta, (1999). ”Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas 1 Program Studi Akuntansi SMKN 1 Godean, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 1998/1999.” Skripsi. Yogyakarta : FPIPS IKIP Yogyakarta

Bimo Walgito, (1983). Psikologi Sosial. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada

Elida Prayitno, (1989). Motivasi Belajar. Jakarta : Depdikbud

Hadari Nawawi, (1981). Administrasi Sekolah. Jakarta : Ghalia Indo

Harsono, (1993). ”Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Bidang Studi PMP, Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar PMP Siswa Kelas II SMA Negeri Se- Kotamadya Yogyakarta Tahun Ajaran 1992/1993.” Skripsi. Yogyakarta : IKIP

Miftah Thoha, (1996). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT Rajawali

Ngalim Purwanto. M, (1991). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sri Rumini, dkk. (1997). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP IKIP Yogyakarta

Winkel W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Sardiman, A.M. (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Suharsimi Arikunto. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

________________. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara

Sumadi Suryabrata. (1997). Beberapa Aspek Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sutrisno Hadi. (2000). Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset






proposal skripsi bab 2

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.      Deskripsi Teori
1.      Prestasi Belajar Akuntansi
a.      Pengertian Belajar
Menurut Hilgrad dan Bower yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto (2003: 84) mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut:Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

Menurut Witherington yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 155), “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru, yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Dan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya”, (Slameto, 2003: 2)
   Dari pendapat ketiga ahli tersebut belajar dapat diartikan sebagai proses yang menghasilkan perubahan yang bersifat menetap dan menyeluruh sebagai hasil dari adanya respon individu terhadap situasi tertentu. Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, namun juga berwujud keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola pikir, kepribadian dan lain-lain.
 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
      Abu Ahmadi (1998 : 130) mengemukakan :Prestasi Belajar yang dicapai individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya”. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1)        Faktor Internal meliputi :
a). Faktor jasmaniah (fisiologis)
b). Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas :
(1). Faktor intelektif meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan nyata.
(2). Faktor non intelektif yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
c). Faktor kematangan fisik maupun psikis
2)        Faktor Eksternal meliputi :
a). Faktor sosial yang terdiri atas :
(1). Lingkungan keluarga
(2). Lingkungan sekolah
(3). Lingkungan masyarakat
(4). Lingkungan kelompok
b). Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
d). Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
      Selanjutnya Ngalim Purwanto (1992 : 107) mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu :
1.        Faktor luar meliputi :
a)    Lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan social.
b)   Instrumental terdiri dari kuriulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi/manajemen.
2.        Faktor dalam meliputi :
a)    Fisiologis terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca indera.
b)   Psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif.
      Sri Rumini (1995 : 60) mengemukakan “proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar diri individu”.
   Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa sebagaimana disebut di atas berlaku pula untuk Prestasi Belajar Akuntansi.
      Jadi Prestasi Belajar Akuntansi dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa baik faktor fisiologis dan psikologis maupun faktor dari luar diri siswa meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.
c. Mengukur Prestasi Belajar Akuntansi
Penilaian evaluasi pendidikan yang dikemukakan Ralph Tyler, seperti yang ditulis Suharsimi Arikunto, “evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya” (2003: 3).
 Definisi lain yang dikemukakan oleh Cronbach dan Stufflebeam yang juga dikutip dalam Suharsimi Arikunto (2003: 3) menyatakan bahwa “proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan”. Dalam penilaian evaluasi pendidikan, ada prinsip-prinsip dalam pengukuran prestasi belajar. Adapun prinsip-prinsip pengukuran prestasi:
1)   Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
2)   Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.
3)   Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
4)   Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.
5)   Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
6)   Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik. ( Saifuddin Anwar, 2002)
Suharsimi Arikunto (2003: 33) mengemukakan “ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu: tes diagnostik, tes formatif, tes sumatif”. Dari ketiga macam tes tersebut yang digunakan untuk menentukan nilai, sebagai tes prediksi, mengisi catatan kemajuan belajar siswa adalah tes sumatif.

2. Lingkungan Belajar
Lingkungan Belajar merupakan segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar.Lingkungan Belajar dapat dikelompokkan kedalam dua golongan :
a.         Lingkungan Belajar fisik, yaitu merupakan fasilitas fisik, diantaranya adalah keadaan udara, suhu, cuaca, waktu belajar (pagi, siang, maupun malam), tempat belajar, dan alat belajar.
b.        Lingkungan sosial yang memerlukan kehadiran teman satu program studi dan orang lain yang mendorong atau menghambat siswa untuk belajar serta suasana yang ada.
Menurut Sartain seperti yang dikutip Ngalim Purwanto (1991 : 28) lingkungan itu dapat dibagi kedalam 3 bagian sebagai berikut :
a.       Lingkungan alam / lingkungan luar (external or physical environment) ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagainya.
b.      Lingkungan dalam (internal environment) ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar / alam.
c.       Lingkungan sosial / masyarakat (social environment) ialah semua orang / manusia lain yang mempengaruhi kita.

Bimo Walgito (1983 : 127) mengemukakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi Lingkungan Belajar adalah :
a.    Tempat Belajar
Tempat belajar merupakan ruang tersendiri, jauh dari kebisingan, terdapat ventilasisebagai pergantian udara.
b.    Alat-alat untuk Belajar
Alat-alat untuk belajar yang lengkap akan mendukung siswa untuk belajar dengan baik.
c.    Suasana
Agar siswa dapat belajar dengan tenang perlu diciptakan suasana belajar dengan baik.
d.   Pergaulan
Pergaulan mempunyai pengaruh dalam belajar, lingkungan yang terdiri dari anak-anak yang giat belajar maka siswa itu akan terpengaruh untuk giat belajar.

      Fasilitas fisik belajar akuntansi yang tersedia seperti tersedianya tempat belajar yang tenang, sumber belajar akuntansi dengan buku-buku yang lengkap, perlengkapan dan peralatan belajar akuntansi yang lengkap, mendorong siswa untuk belajar lebih baik.
      Tempat tinggal yang gaduh dan bising pada waktu siswa sedang belajar akuntansi dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa yang akan menyebabkan siswa cenderung meninggalkan belajar akuntansi. Tempat tinggal yang terdiri atas teman siswa satu program studi akuntansi akan mempengaruhi kegiatan belajar akuntansi siswa, karena siswa akan lebih baik belajar bersama teman satu program studi daripada sendiri.
      Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Belajar yang mendukung siswa untuk belajar akuntansi seperti ; tersedianya fasilitas fisik belajar, tempat tinggal yang tenang, dan adanya kelompok belajar akuntansi bersama memberikan dorongan belajar akuntansi yang lebih baik kepada siswa, hal ini dapat menyebabkan gairah siswa untuk belajar semakin meningkat sehingga ada kemungkinan Prestasi Belajar Akuntansi dapat menjadi tinggi.
3. Motivasi Belajar
a.    Pengertian Motivasi Berprestasi
      Motivasi ini berhubungan dengan psikologi pada umumnya, terutama menyangkut hal-hal yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Apa saja yang diperbuat manusia, baik yang penting maupun tidak penting, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, semua itu mengandung unsur resiko dan selalu ada motivasinya.
      Sehubungan dengan Motivasi Belajar dalam belajar W.S Winkel (1996 : 177) berpendapat bahwa :
Dalam rangka belajar di sekolah achievement motivation yaitu terwujud dalam daya penggerak pada siswa untuk mengusahakan kemajuan dalam belajar dan mengejar taraf prestasi maksimal, demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri. Orientasi siswa yang utama terfokuskan untuk memperoleh taraf prestasi yang bagus meskipun dia menyadari bahwa kemungkinan gagal tetap ada. Motivasi untuk berprestasi ini dapat dimiliki dalam gradasi tinggi dapat juga dalam gradasi agak rendah.

      Pendapat lain yang dikemukakan oleh Heckhausen yang dikutip Harsono yang mengartikan Motivasi Belajar sebagai berikut :
Motivasi Belajar sebagai usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan pribadi setinggi mungkin dalam segala bentuk aktivitas. Dalam melakukan aktivitas tersebut ada dua kemungkinan yang terjangkau yaitu berhasil atau gagal. (Heckhausen dalam Harsono, 1993 : 33)

      Selanjutnya Mc Clelland yang dikutip oleh Miftah Thoha (1996 : 206) mengemukakan “seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.”
      Dari pendapat beberapa ahli di atas disimpulkan bahwa yang disebut Motivasi belajar akan meningkatkan motivasi Berprestasi, dimana motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk memperoleh keberhasilan atau prestasi yang setinggi-tingginya berdasar standar tertentu (standar keunggulan).
      Terkait dengan penelitian ini, Motivasi Belajar dalam akuntansi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk memperoleh keberhasilan atau prestasi yang setinggi-tingginya pada mata pelajaran akuntansi berdasar akuntansi tertentu (standar keunggulan).
b.    Ciri-ciri orang yang memiliki Motivasi Belajar tinggi
      Dua hal yang membentuk  Motivasi Belajar yaitu dorongan untuk sukses atau berhasil dan dorongan untuk menghindari kegagalan. Motivasi Belajar merupakan dorongan yang akan membentuk perilaku dalam mencapai tujuan sehingga motivasi ini akan terlihat dari usaha siswa dalam mencapai Prestasi Belajarnya.
      Motivasi pada diri seseorang akan tercermin pada perilakunya. Seseorang yang mempunyai Motivasi Berprestasi akan mempunyai ciri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai Motivasi Berprestasi. Ada beberapa ciri orang yang memiliki Motivasi tinggi seperti yang dikemukakan oleh Sardiman A.M (1999 : 83) yaitu :
1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam jangka waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3). Memungkinkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misal masalah pembangunan, agama, politik, keadilan).
4). Lebih senang bekerja mandiri.
5). Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6). Dapat mempertahankan pendapatnya.
7). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8). Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

      “Ada beberapa karakteristik dari orang-orang yang berprestasi tinggi.” (Miftah Thoha, 1996 : 207). Karakteristik tersebut antara lain :
1.      Suka mengambil resiko yang moderat (moderat risk).
2.      Memerlukan umpan balik segera.
3.      Memperhitungkan keberhasilan. 
4.      Menyatu dengan tugas.

      Selanjutnya Mc. Clelland dan Atkinson dalam Elida Prayitno (1989 : 39) mengemukakan :
Siswa-siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak tertantang untuk memilih tugas yang terlalu mudah atau terlalu sukar. Siswa-siswa seperti ini memiliki kepercayaan diri atau mampu membuat perencanaan atau perhitungan yang pantas dalam memilih tugas. Namun jika siswa mengalami kegagalan terus-menerus akan kehilangan untuk berprestasi.

      Berdasar beberapa pendapat mengenai Motivasi Belajar dan prestasi di atas maka Motivasi Bebelajar seperti yang dimaksud dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa indikator. Adapun indikator tersebut adalah tekun dan ulet dalam belajar, percaya pada diri sendiri, bersedia menerima perubahan dan umpan balik, rasional dalam bertindak, berani mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko, hasrat berprestasi tinggi.
B.     Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi
      Manusia mempunyai lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan statis atau keadaan tempat dan alam, maupun lingkungan dinamis atau lingkungan sosial. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi orang-orang yang tinggal disekitarnya. Demikian pula dengan kegiatan belajar, setiap orang mempunyai lingkungan belajar yang berbeda.
      Tersedianya fasilitas fisik dalam belajar, seperti ; keadaan udara, suhu, cuaca, tempat belajar, dan alat-alat belajar yang mencukupi maupun keadaan lingkungan sosial seperti teman sepermainan, suasana belajar yang baik akan mendorong siswa untuk selalu belajar. Suasana belajar yang kondusif dapat membantu siswa dalam menangkap isi materi pelajaran yang dipelajari, sehingga siswa dapat menguasai materi-materi pelajaran yang dipelajari tersebut.
      Lingkungan Belajar yang baik artinya fasilitas maupun suasana atau keadaan dalam belajar terpenuhi dan menggairahkan dapat membuat siswa dapat dengan tenang belajar dan menguasai materi pelajaran yang dipelajari, sehingga dapat menjadikan Prestasi Belajarnya tinggi. Dengan demikian diduga ada hubungan yang positif antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi
      Motivasi Belajar merupakan salah satu peran yang mendorong siswa untuk memperolah hasil prestasi yang baik. Peran serta yang ditimbulkan oleh adanya Motivasi Berprestasi dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai Prestasi Belajar yang optimal.
      Motivasi Belajar yang tinggi akan tercermin dalam segala usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa yang mempunyai Motivasi Belajar yang tinggi akan melaksanakan kegiatan belajar dengan lebih baik, efisien dan tepat bila dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, sehingga akhirnya mencapai Prestasi Belajar yang tinggi. Dengan demikian dapat diduga bahwa siswa yang mempunyai Motivasi Belajar tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk memperoleh Prestasi Belajar Akuntansi yang lebih baik dibanding siswa yang memiliki Motivasi Belajar rendah.
3.Hubungan antara Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi.
      Telah dikemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi banyak sekali, antara lain Sikap Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi dan Motivasi Berprestasi. Seperti dijelaskan lebih lanjut dalam paradigma berikut ini :

Gambar I. Paradigma Penelitian

Keterangan :
X1  : Lingkungan Belajar
X2  : Motivasi Belajar
Y   : Prestasi Belajar Akuntansi

C.    Pengajuan Hipotesis
1.      Ada hubungan positif antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas II program keahlian  akuntansi di SMK PANCASILA  Kutoarjo tahun ajaran 2010/2011.
2.      Ada hubungan positif antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas II program keahlian  akuntansi di SMK PANCASILA  Kutoarjo tahun ajaran 2010/2011.
3.      Ada hubungan positif antara Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi program keahlian  akuntansi siswa kelas 11 di SMK PANCASILA  Kutoarjo tahun ajaran 2010/2011.